BLANTERVIO104

Asal Muasal Berhala di Ka'bah dan Hilangnya Sumur Zamzam

Asal Muasal Berhala di Ka'bah dan Hilangnya Sumur Zamzam
27 Desember 2025

 


Doa Ibrahim dikabulkan. karunia yang banyak selalu diberikan oleh jemaah haji yang berkunjung ke Baitullah dalam jumlah yang terus meningkat dari seluruh jazirah Arab dan sekitarnya. 

Haji dilaksanakan setahun sekali, tetapi Ka'bah dapat dikunjungi kapan saja melalui umrah. 

Ritus-ritus haji dan umroh dilaksanakan dengan taat dan tekun sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh Ibrahim dan Ismail. 

Anak keturunan Ishaq juga memuliakan Ka'bah sebagai suatu tempat ibadah yang dibangun oleh Ibrahim. oleh mereka tempat ini dipandang sebagai tempat ibadah kepada Allah. 

Namun dengan berlalunya waktu, kemurnian ibadah kepada Allah terkontaminasi dan mengalami penyimpangan. 

Anak cucu Ismail berkembang pesat dan sangat banyak sehingga tak lagi cukup untuk tinggal di lembah Mekkah. 

Mereka yang berpencar ke daerah-daerah lain membawa batu dari tanah suci itu dan mengadakan ritual untuk memuliakannya. 

Kemudian, terpengaruh oleh tradisi kaum pagan yang menjadi tetangga mereka, berharap mulai ditambahkan ke batu-batu itu. 

Akhirnya, jemaah haji mulai membawa berhala ke Mekah dan diletakkan di sekitar Ka'bah. inilah yang menyebabkan kaum Yahudi berhenti mengunjungi rumah ibadah Ibrahim itu. 

Kaum penyembah berhala itu mengklaim berhala sebagai penghubung antara manusia dengan Tuhan. 

Akibatnya pendekatan mereka kepada Tuhan menjadi berkurang dan tidak langsung. Tuhan menjadi begitu jauh dan mereka melupakan dari mana dunia ini berasal, hingga akhirnya mereka tak lagi meyakini kehidupan setelah kematian. 

Namun ada suatu tanda yang menunjukkan dengan jelas bahwa mereka telah meninggalkan kebenaran: mereka tak lagi punya akses ke sumur Zamzam, bahkan tak tahu lagi di mana sumur itu terletak. 

Adalah orang-orang Jurgum yang datang dari Yaman, yang bertanggung jawab secara langsung atas hal itu. 

Mereka mengangkat diri mereka sendiri sebagai pengurus Mekkah. Keturunan Ibrahim setuju karena istri kedua Ismail berasal dari Jurhum. 

Namun kaum jurhum kemudian mulai melakukan kesewenang-wenangan sehingga akhirnya mereka diusir. 

Sebelum pergi mereka sempat menimbun sumur Zamzam. Tak diragukan mereka melakukan itu sebagai balas dendam. 

Tetapi selain itu mereka juga berharap akan kembali dan memperkaya diri dari timbunan itu. Karena mereka telah menguburkan di dalamnya berbagai harta benda, hasil sumbangan jemaah haji yang terkumpul di Ka'bah selama bertahun-tahun. 

Posisi Jurhum sebagai penguasa suci Mekkah diambil alih oleh Khuza'ah, suatu suku Arab keturunan Ismail yang telah bermigrasi ke Yaman dan kemudian kembali ke utara. 

Tetapi, Khuza'ah tidak berusaha menemukan sumber air yang telah dianugerahkan kepada leluhurnya itu. 

Sejak pemerintahan mereka sumur-sumur lain tetap digali di seluruh Makkah, karunia Allah tak lagi diperlukan dan sumur Suci setengah dilupakan. 

Khuza'ah kemudian mengulang kesalahan Jurhum, mereka juga dihujat karena hal-hal lain: seorang kepala suku mereka, dalam perjalanan pulangnya dari Syria, meminta kaum Moabit untuk memberikan satu berhala mereka. 

Mereka memberinya Hubal, yang kemudian dipajang di tempat pemujaan, di dalam Ka'bah—dan Hubal menjadi pemimpin berhala di Mekah. 


(Selengkapnya dalam Buku karya Martin Lings, Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik—Kehilangan Besar)

Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

4452711666620850204