--Rupanya malam itu Sumaridjem diperkosa oleh para pemuda tersebut. Parahnya, uang hasil dagangannya sejumlah Rp 4.650 juga diambil.--
Kutipan artikel berita di Kompas.com dengan judul "Kasus Pemerkosaan Sum Kuning".
Nampaknya sedari dulu sampai sekarang kasus kekerasan terutama terhadap perempuan masih saja sering berlangsung, dan parahnya lagi banyak dari kasus kasus tersebut yang belum terselesaikan, entah pelaku yang belum ditangkap atau memang masyarakat kita yang masih menganggap perempuan sebagai "second sex".
Dahulu pejuang perempuan kita, seperti Kartini memperjuangkan kesetaraan; setara dalam pendidikan, politik dan bersosial antar perempuan dan laki laki. Lantas, setelah kesetaraan itu tercapai, apakah perjuangan dan impian kesetaraan itu masih berlanjut?
Sebut saja Marsinah sebagai figur individu, Solidaritas Perempuan, Yasanti dan Kalyanamitra sebagai organisasi gerakan.
Nampaknya sedari dulu sampai sekarang kasus kekerasan terutama terhadap perempuan masih saja sering berlangsung, dan parahnya lagi banyak dari kasus kasus tersebut yang belum terselesaikan, entah pelaku yang belum ditangkap atau memang masyarakat kita yang masih menganggap perempuan sebagai "second sex".
Dahulu pejuang perempuan kita, seperti Kartini memperjuangkan kesetaraan; setara dalam pendidikan, politik dan bersosial antar perempuan dan laki laki. Lantas, setelah kesetaraan itu tercapai, apakah perjuangan dan impian kesetaraan itu masih berlanjut?
Sebut saja Marsinah sebagai figur individu, Solidaritas Perempuan, Yasanti dan Kalyanamitra sebagai organisasi gerakan.
Nyatanya perjuangan dan impiannya masih berlanjut, berbagai upaya melanjutkan perjuangan yang sudah dimulai oleh pendahulu pejuang perempuan.
Mungkin merawat adalah kata yang tepat untuk menggambarkan semangat perempuan yang terus menerus berjuang untuk dirinya dan gendernya-entah penyetaraan hak ataupun pemberdayaan.
Mungkin merawat adalah kata yang tepat untuk menggambarkan semangat perempuan yang terus menerus berjuang untuk dirinya dan gendernya-entah penyetaraan hak ataupun pemberdayaan.
Terlihat tidak berefek secara langsung, namun setidaknya itulah yang membuat perjuangan perempuan masih memiliki nafas.
--
Tulisan ini sendiri bukan merepresentasikan penulis sebagai seorang feminis, tetapi lebih seperti ungkapan kekaguman akan perjuangan feminis dan kritik terhadap para perempuan.
Berdasar lingkungan dan pengalaman pribadi, menyoroti fenomena yang saat ini sedang marak yaitu gojet gojet di TikTok. Aplikasi yang fungsi utamanya sebagai platform medsos yang memungkinkan penggunanya untuk membuat, menonton dan berbagai video pendek ini pada awalnya digunakan sebagai media hiburan semakin kesini menambahkan fitur fitur baru seperti live streaming, live shopping, gift TikTok dll.
--
Tulisan ini sendiri bukan merepresentasikan penulis sebagai seorang feminis, tetapi lebih seperti ungkapan kekaguman akan perjuangan feminis dan kritik terhadap para perempuan.
Berdasar lingkungan dan pengalaman pribadi, menyoroti fenomena yang saat ini sedang marak yaitu gojet gojet di TikTok. Aplikasi yang fungsi utamanya sebagai platform medsos yang memungkinkan penggunanya untuk membuat, menonton dan berbagai video pendek ini pada awalnya digunakan sebagai media hiburan semakin kesini menambahkan fitur fitur baru seperti live streaming, live shopping, gift TikTok dll.
Fitur seperti live streaming yang didalamnya memuat gift TikTok memungkinkan penonton untuk memberi hadiah kepada konten kreator yang sedang live streaming.
Memang dengan fitur tersebut bisa menambah penghasilan seorang konten kreator namun juga memiliki dampak lain, pada kenyataannya konten kreator acap kali sering berinisiatif untuk melakukan hal diluar kebiasaan untuk menarik simpati yang kemudian berharap hadiah dari penonton.
Memang dengan fitur tersebut bisa menambah penghasilan seorang konten kreator namun juga memiliki dampak lain, pada kenyataannya konten kreator acap kali sering berinisiatif untuk melakukan hal diluar kebiasaan untuk menarik simpati yang kemudian berharap hadiah dari penonton.
Seperti joget-joget, mandi lumpur, makan batu merah, keramas pakai pasta gigi atau yang lebih parah seperti mengganggu orang lain, contohnya matikan listrik orang lain.
Dalam kasus joget-joget, jikalau jogetnya karna memiliki bakat atau tarian tradisional/modern tidak apa apa (selama memilki batas), yang marak terjadi justru sebaliknya, konten kreator terutama cewek sering joget2 yang tidak jelas dengan ditambahi bumbu-bumbu keseksian agar fyp.
Dalam kasus joget-joget, jikalau jogetnya karna memiliki bakat atau tarian tradisional/modern tidak apa apa (selama memilki batas), yang marak terjadi justru sebaliknya, konten kreator terutama cewek sering joget2 yang tidak jelas dengan ditambahi bumbu-bumbu keseksian agar fyp.
Ya...Perempuan rela menjual tubuhnya hanya demi enggament. Entah itu like, follower, gift atau jumlah penonton.
Apakah ada hal lain yang mendasari itu? Aku rasa tidak.
Lagi dan lagi, keadaan dan tekanan yang menuntut perempuan melakukannya.
Kontruksi sosial dimasyarakat modern atau sistem yang semakin melihat semua secara materialistik, menyudutkan semua orang untuk berpikir jalan keluar dr tekanan. Tak terkecuali perempuan, yang ditambah stigma masyarakat kelas dua dan yang paling gampang dieksploitasi.
Banyak kasus perempuan dipandang sebelah mata untuk bekerja, padahal disisi lain seperti yang disebutkan diatas, perempuan juga perlu untuk mencari jalan keluar atau setidaknya bertahan di era modern yang apa apa diliat dengan kacamata materialis, akhirnya memaksa perempuan mencari jalan pintas dengan memanfaatkan kelebihannya yang menjadi kesenangan para pemilik uang karena ketatnya persaingan kerja. Alur yang sengaja atau tidak diciptakan yaitu dengan memojokkan perempuan dan membuat jalan pintas khusus perempuan. Seperti dimonopoli.
Banyak orang meraup keuntungan dengan memanfaatkan wanita;
Pertama, dunia kerja yang menyulitkan perempuan membuat mau tidak mau perempuan memanfaatkan ketertarikan alamiah laki laki padanya. Lalu apa yang bisa dijual dari dirinya, yang paling mudah adalah tubuh. Wanita memoles tubuhnya dengan skincare dll untuk membedakan dirinya dgn wanita lain. Karena dunia selalu terobsesi dengan tampilan luar.
Kedua, sistem membuat orang orang semakin konsumtif, dan orang orang memanfaatkan keinginan perempuan untuk tampil beda seperti yang tadi disebutkan, maka orang orang membuat standarisasi-standarisasi cantik ala mereka, ya ala mereka bukan ala perempuan.
Ketika wanita tidak melawan, mereka menjadi komoditas segar. Perempuan menjual kemolekan tubuhnya.
Dan Laki laki jadi subjek eksploitasi, laki laki membeli fantasi.
Adapun ketika perempuan gojet² secara tidak langsung merupakan bentuk pengkhianatan perjuangan pahlawan perempuan.
Ketika ditegur banyak yang bilang otonomi atas tubuh, hak atau ini ekspresi diri.
Namun nyatanya itu semua adalah alibi yang sebetulnya adalah respon mereka yang gagal akan persaingan sehingga menjual tubuh, alih alih dengan keahlian atau kecerdasan mereka memilih jalan pintas.
Saya tidak ingin menyalahkan siapa siapa tapi, lagi lagi sistem memanfaatkan kesempatan dengan menyediakan jalan untuk para perempuan-yang merasa gagal bersaing.
Menurut teori Erich Fromm, manusia modern memiliki keterasingan dari alam, sesama manusia dan dirinya. Untuk mengatasi keterasingannya manusia membutuhkan keterhubungan (relatedness) dan salah satu cara untuk memenuhi keterhubungan tersebut adalah dengan cinta dan perhatian orang orang sekitar. Aspek perhatian ini yang kemudian mendorong mereka (perempuan yang merasa gagal) melakukan itu.
Karena mereka gagal, mereka terasingkan.
Dengan mereka tidak begitu diliat dimasyarakat, mereka merasa diasingkan dan mereka merasa juga eksistensinya hilang, bahwa ada dirinya hilang. Maka bisa dikatakan bahwa mereka juga bisa mengalami krisis eksistensi, yang pada ujungnya masalah kesehatan mental serius.
Bukankah kita sebagai manusia harus saling mengingatkan, pun begitu sebagai laki laki kita harus saling mengingatkan dan menjaga dalam hal apapun termasuk menjaga agar lingkungan kita tetap menjadi lingkungan yang positif terhadap semua kalangan, baik laki laki atau perempuan, tua atau muda, kaya atau miskin.
Maksud dari tulisan diatas bukan untuk menyalahkan perempuan, namun lebih seperti jam weker yang harusnya membangun kesadaran kita akan pentingnya hak hak perempuan, adalah hak perempuan juga untuk tidak dirusak.
Karena banyak sejarah dimasa lampau yang melibatkan perempuan dalam aksi aksinya, seperti pemogokan kerja buruh perempuan dari pabrik tekstil di distrik Vyborg, Petrograd yang menjadi salah satu pemicu terjadinya revolusi Rusia 1917, Ibu ibu bangsawan Prancis yang kumpul di salon Germaine de Staël membicarakan penuntutan hak haknya, atau seperti ide ide Kartini yang menggelegar hingga membuat kompeni Belanda khawatir.
Sudah selayaknya kita mengembalikan ruh perjuangan perempuan serta melanjutkannya atau setidak tidaknya tidak merusak yang telah dimulai para pendahulu terkhusus pejuang perempuan. Bukan malah melunakkan semangat perjuangan perempuan dengan hal hal yang membuat stigma masyarakat terhadap perempuan semakin menyudutkan kaum perempuan.
Penulis: Ahmad Khoirul Anam
Seorang yang lebih suka dipanggil punk agamis dan selalu memimpikan dunia yang utopis.
Seorang yang lebih suka dipanggil punk agamis dan selalu memimpikan dunia yang utopis.

Posted by 
Emoticon