BLANTERVIO104

Membaca dan Terus Melawan dari Dalam Penjara

Membaca dan Terus Melawan dari Dalam Penjara
30 Januari 2025

SELASA, 26 November 2024 lalu, kami berkesempatan berdiskusi bersama Daniel Frits Maurits Tangkilisan. 

Waktu itu sudah hampir sebulan, usai Daniel Frits yang mulanya sempat divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Jepara namun kemudian dianulir oleh Pengadilan Tinggi Semarang (30/10). 

Penolakan kasasi oleh Mahkamah Agung atas perkara Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang menjeratnya tersebut, berarti putusan bebas, serta memiliki kekuatan hukum tetap atau inkrah.

Awalnya kasus bermula ketika Daniel mengunggah video berdurasi 6:03 menit di akun Facebook-nya tertanggal 12 November 2022 silam. 

Video tersebut menampilkan kondisi pesisir Karimunjawa yang diduga terdampak limbah tambak udang.

Beberapa akun lantas mengomentari unggahan itu. Daniel menimpali salah satu komentar dengan kalimat, "Masyarakat otak udang menikmati makan udang gratis sambil dimakan petambak. Intine sih masyarakat otak udang itu kaya ternak udang itu sendiri. Dipakani enak, banyak & teratur untuk dipangan."

Komentar itu lalu dilaporkan ke Polres Jepara bernomor LP/B/17/II/SPKT/POLRES JEPARA/POLDA JATENG tertanggal 8 Februari 2023. Daniel pun menjalani proses hukum.

***

Singkat cerita, usai vonis bebas yang diterimanya itu, sembari berbagi dan menyesap sigaret kretek tangan (SKT), kami melontarkan sederet pertanyaan. Apa saja kiranya yang dilakukan selama di dalam rutan. Daniel pun menyebutkan sejumlah aktivitas dan permenungannya.

Daniel juga menceritakan bahwa pelipur hati dan upaya menjaga kewarasan selain beribadah, ialah buku dan komunikasi terhadap teman-temannya.

"Saya masuk pun bawa buku, ditambah dengan teman-teman yang besuk ada yang ngasih ataupun meminjami buku. Ada banyak, sekardus," tuturnya kepada kami.

Di masa-masa itulah, hari-harinya dihabiskan dengan membaca buku dalam tiga bahasa, Indonesia, Inggris, Belanda dan Jerman. Di antara sejumlah buku itu, kebanyakan sastra, sejarah, korespondensi dan novel pada umumnya.

"Buku favorit saya seperti Engineers of Happy Land yang menceritakan tentang perkembangan teknologi di Hindia Belanda waktu itu, yang direspon baik Kartini maupun Pram. Untuk membantu pergerakan mereka, seperti pos, kereta api, pers, mesin ketik, radio. Serta buku Durga Umayi karya Romo Mangun," jelasnya menyiratkan sesuatu yang mendalam kepada kami.

Serta kisah-kisah lain. Termasuk bagaimana uang juga turut menentukan bagaimana keadaan seorang yang akan atau sedang menjalani hukuman di dalam penjara.

Meskipun pada akhirnya Daniel memang menang. Akan tetapi, di dalam proses menuju kemenangannya itu, pihaknya telah mencontohkan bahwa bahkan dari dalam penjara pun orang dapat terus melawan. 

Meski hanya sekadar membaca. Lebih-lebih berpikir, menulis dan menyuarakan terus apa yang menjadi hak atas hidup, hak atas rakyat, serta sekecil-kecilnya hak untuk terbebas dari apapun. Termasuk belenggu-belenggu yang merenggut rasa damai dan bahagia dalam diri.

Dalam posisi ini, sebagaimana Hatta pernah berucap, "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas."


Penulis: fikri klungsu.

Pembaca rakus, pencatat jalang, dan tukang laden di basecamp Gubug Baca.



Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

4452711666620850204