BLANTERVIO104

Dolce Far Niente, Seni Menikmati Hidup yang Chill dari Italia

Dolce Far Niente, Seni Menikmati Hidup yang Chill dari Italia
31 Januari 2025

 

BELAKANGAN ini kata chill muncul dan menghiasi jagad maya media sosial kita. Kata chill sendiri dilekatkan untuk mendeskripsikan ketenangan, suasana santai atau sesuatu yang nyaman. 

Bahkan banyak meme bermunculan untuk memparodikan seorang yang tengah santai dan tidak melakukan apa apa. 

Di sisi lain kata chill juga banyak dipakai oleh kalangan pemuda untuk mengekspresikan diri maupun impian mereka. 

Untuk berlibur setelah lima sampai enam hari berkutik dengan pekerjaan mereka yang melelahkan. Bahkan pekerjaan-pekerjaan yang cenderung repetitif dan membosankan.

Hingga angan-angan untuk berada pada suatu kondisi yang saat-saat dipikirkan itu tampak jauh dan seakan mustahil diraih.

Libur sehari dengan tidak bekerja atau melakukan apa apa. Hanya menikmatinya dengan scrolling HP sambil bermalas malasan di kasur tampak mengasyikkan untuk dilakoni.

Di Italia, terdapat sebuah tradisi untuk mengistilahkan hal tersebut, yakni Dolce Far Niente atau yang berarti kenikmatan untuk tidak melakukan apa apa. 

Berbeda dengan bermalas-malasan. Dolce Far Niente lebih menekankan pola pikir yang ditanamkan pada diri untuk sadar bahwa dunia takkan berhenti berputar, meskipun kita berhenti melakukan tugas-tugas kita. 

Sederhananya, mengistirahatkan diri dari ambisi. Seringkali seseorang bekerja dengan keras untuk mengejar sesuatu yang padahal kalau dipikir-pikir hal itu bersifat sementara. 

Kita belajar, bekerja tak jarang sampai larut malam, hingga berdampak pada kesehatan. Work life balance yang acapkali tak berimbang.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menerapkan tradisi ini. Contoh kecil dengan nyerutup kopi di pagi hari dan menikmatinya tanpa bermain-main HP. 

Terkadang berselancar di ponsel pintar dan berlarut-larut melihat unggahan Instagram, YouTube, Facebook, TikTok, X, dan sebagainya hanya menghabiskan waktu. Perlu diketahui ini bukanlah Dolce Far Niente. 

Tak jauh berbeda jika kita memforsir seberapa banyak waktu yang kita butuhkan untuk berselancar di Internet. 

Semakin lama kita scrolling media sosial, dapat membuat diri kita beranggapan bahwa jagad maya seakan-akan mewujud sebagai dunia yang asli. Padahal sebenarnya kebanyakan orang hanya menampilkan pencapaian-pencapaian mereka. Tanpa sisi-sisi yang utuh.

Lambat laun, anggapan itu berubah menjadi kesadaran tersendiri. Dengan terlibat di dalamnya, membuat kita seakan seperti diperhatikan banyak orang atau spotlight effect. Padahal sebaliknya.

Alasan itu yang menjadikan Dolce Far Niente, di era modern ini, tidak hanya untuk mengistirahatkan badan, tapi juga pikiran dan batin. Seseorang dengan kesadaran penuh akan mengerti bahwa 'rehat sejenak' amatlah dibutuhkan.

Contoh lain ialah dengan menghabiskan waktu dengan keluarga atau orang terdekat. Meski terkesan tidak leha-leha tapi ini membuat pikiran dan mental kita lebih peka akan kebahagiaan batin.

Kebahagiaan jenis inilah yang akhirnya memaksa kita untuk setidaknya memproklamirkan satu hari libur dalam seminggu. 

Di satu sisi, penciptaan kebiasaan terhadap tradisi tersebut juga dapat berimbas terhadap proses belajar yang lebih mendalam.

Tak sedikit dari masyarakat Italia yang melakoni Dolce Far Niente dengan meminum kopi. Bahkan lahir banyak varian kopi seperti macchiato, capuccino dan mocha latte

Di jepang juga terdapat budaya minum teh yang disebut Chado atau Chanoyu. Chado sendiri memiliki hanyak filosofi di dalamnya, seperti kesederhanaan, kesetaraan dan ketidaksempurnaan. 

Setiap orang berhak memimpikan Dolce Far Niente. Setiap orang juga terlampau patut mempunyai cara tersendiri untuk mengekspresikannya. 

Ada yang lewat minum kopi, mendengarkan musik, merenung dalam hal ibadah dan lain lain.

Setiap dari kita mempunyai cara untuk memperoleh uang, maka semestinya pula setiap dari kita mempunyai cara untuk tidak lelah, untuk tidak bekerja dan hanya memperkaya korporasi. Sedikit menarik napas tanpa tergesa-gesa, tertuntut pekerjaan.

Sebuah tugas untuk diri kita agar menemukan cara mengekspresikan Dolce Far Niente sebagai bentuk apresiasi diri pada badan dan pikiran. Memanajemen waktu untuk leha-leha memang mudah tapi sulit untuk dijalani.

Era modern yang serba praktis dan menuntut orang selalu produktif mengakibatkan orang cenderung sibuk dengan pekerjaannya lalu lupa atas self reward

Tetapkan satu hari tanpa membuat rencana atau melakukan tugas-tugas, biarkanlah mengalir begitu saja dan nikmatilah. Memang terkesan sporadis tapi terkadang perlu melakukan hal di luar kendali kita.

Penulis: Anam Boy

Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

4452711666620850204